HARIANSUMEDANG.COM – Surut air Bendungan Jatigede dimanpaatkan warga sekitar untuk bertani di tanah dasar bendungan.
Ketua RW Desa Cisurat, Ajo, rutin memanpaatkan fenomena tahunan tadi untuk bertani menanam komoditas tanaman musiman.
Musim ini, Ajo menanam mentimun di areal 300 tumbak tanah surutan air dengan populasi 6.000 mentimun.
” Alhamdulillah, sampai hari ini, saya telah 20 kali panen. Hasilnya dijual, kebetulan ada bandar yang datang ke sini, ” ujar Ajo.
Baca Juga:
Pangdam III/Slw Pimpin Pengamanan Kunker Presiden Prabowo Subianto Ke PLTA Jatigede di Sumedang
11 Anggota PKH di Buahdua Gigit Jari Uang Bantuannya Ditelan Oknum Pengurus Kelompok
Kober / PAUD Riyyadul Ba’diah Kecamatan Surian Merenovasi Bangunan dan Pagar Sekolah
Dari hasil bercocoktanam mentimun, Ajo bisa menghasilkan nilai penjualan Rp. 30 Juta. Padahal, katanya, ongkos produksi hanya Rp.10 juta.
Ojo mengaku tidak pernah dipungut kontribusi dari pihak manapun, termasuk dari Satker Jatigede maupun pemerintahan desa.
” Paling kita ngasih hasil panen alakadarya saja ke desa, ” ungkapnya sembil mempersiapkan dirinya untuk menyemprot.
Bertani dengan memanpaatkan air surut bendungan, menurut Ajo, harus penuh perhitungan. Terutama bisa memprediksi kapan air surut dan pasang.
Baca Juga:
Pembiasaan Jum’at Pagi di SMP Negeri 1 Pamulihan Diisi Dengan Siraman Kerohanian
Solidaritas Insan Media & Penulis ( SIMPE ) Akan Luncurkan Media Online dan Cetak Simpe News
Kades Citepok Kecamatan Paseh dan Kades Mulyajaya Kecamatan Wado Bangga Adanya Hari Desa Nasional
Pengalaman Ajo, karena salah perhitungan, sering tanaman yang akan dipanen akhirnya terendam air kembali.
” Tapi, kita tidak menyesal, itu telah jadi risiko berranam di tanah surutan. Lagi pula, kita telah punya keuntungan sebelumnya, ” ucapnya.
( Tatang Tarmedi ) ***