HARIANSUMEDANG.COM – Surut air Bendungan Jatigede dimanpaatkan warga sekitar untuk bertani di tanah dasar bendungan.
Ketua RW Desa Cisurat, Ajo, rutin memanpaatkan fenomena tahunan tadi untuk bertani menanam komoditas tanaman musiman.
Musim ini, Ajo menanam mentimun di areal 300 tumbak tanah surutan air dengan populasi 6.000 mentimun.
” Alhamdulillah, sampai hari ini, saya telah 20 kali panen. Hasilnya dijual, kebetulan ada bandar yang datang ke sini, ” ujar Ajo.
Baca Juga:
BASNAS Sumedang Membantu Pembangunan Masjid Ar-Rohman di Tanjungsari
Rencana Pendirian SMA Negeri Pamulihan Menuai Pro dan Kontra di Kalangan Masyarakat
Kampung Cisoka Desa Citengah Surga Tersembunyi Tempat Bercengkerama dengan Alam Pegunungan
Dari hasil bercocoktanam mentimun, Ajo bisa menghasilkan nilai penjualan Rp. 30 Juta. Padahal, katanya, ongkos produksi hanya Rp.10 juta.
Ojo mengaku tidak pernah dipungut kontribusi dari pihak manapun, termasuk dari Satker Jatigede maupun pemerintahan desa.
” Paling kita ngasih hasil panen alakadarya saja ke desa, ” ungkapnya sembil mempersiapkan dirinya untuk menyemprot.
Bertani dengan memanpaatkan air surut bendungan, menurut Ajo, harus penuh perhitungan. Terutama bisa memprediksi kapan air surut dan pasang.
Baca Juga:
Simling Tanjungsari Mencuri Perhatian Masyarakat karena Layanannya yang Profesional
Pemerintah Desa Kadakajaya Bentuk Kepengurusan Koperasi Desa Merah Putih
Sumatif Akhir Jenjang (SAJ) di SD Negeri Cidomas Kecamatan Cibugel Diikuti 42 Siswa
Pengalaman Ajo, karena salah perhitungan, sering tanaman yang akan dipanen akhirnya terendam air kembali.
” Tapi, kita tidak menyesal, itu telah jadi risiko berranam di tanah surutan. Lagi pula, kita telah punya keuntungan sebelumnya, ” ucapnya.
( Tatang Tarmedi ) ***