HARIANSUMEDANG.COM – Siapa sangka bila Sekretariat Persatuan Purnawirawan ABRI Kecamatan Tanjungsari itu dulunya bekas stasiun kereta api.
Wikipedia menyebut stasiun ini dibuka bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api rel ringan rute Rancaekek–Tanjungsari,
Diresmikan pada tanggal 13 Februari 1921, stasiun ini beserta jalurnya dinonaktifkan pada tahun 1942 karena dibongkar oleh pekerja romusa Jepang.
Dikutip dari Bandungbergerak.id pembangunan jalur kereta api Rancaekek-Tanjungsari tidak lepas dari kepentingan bisnis perkebunan di kawasan Jatinangor.
Baca Juga:
PJ Bupati Sumedang Optimis Desa Kutamandiri Jadi Percontohan P2WKSS Tingkat Provinsi
SD Negeri Mekarwangi Jatinangor Akan Gelar Karya P5 dengan Tema ‘ Hidup Sehat dengan TOGA ‘
Pembangunan Infrastruktur di Desa Cilembu Bermodal Sinergitas Pemerintah dan Masyarakat
Salah satu artefaknya adalah menara lonceng di perkebunan milik Baron W. A Baud yang saat ini berada di kawasan Taman Loji Kampus ITB Jatinangor.
Jembatan Tunggulhideung merupakan monumen pengingat rontoknya rencana pemerintah Hindia Belanda tahun 1929 mengembangkan jalur kereta api dari Sumedang ke Cirebon.
Kalau sekarang pemerintah Republik Indonesia hendak menghidupkan lagi jalur mati kereta api Rancaekek Tanjungsari, kita belum tahu seperti apa ujungnya nanti. (Tatang Tarmedi)