Kontroversi Penggunaan AI dalam Seni Apakah Ini Masa Depan atau Ancaman bagi Seniman?

- Pewarta

Sabtu, 20 Juli 2024 - 16:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dunia seni sedang diguncang perdebatan sengit mengenai penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) dalam pembuatan karya seni.

Dunia seni sedang diguncang perdebatan sengit mengenai penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) dalam pembuatan karya seni.

HARIANSUMEDANG.COM – Dunia seni sedang diguncang perdebatan sengit mengenai penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) dalam pembuatan karya seni.

Yuks, dukung promosi kota/kabupaten Anda di media online ini dengan bikin konten artikel dan cerita seputar sejarah, asal-usul kota, tempat wisata, kuliner tradisional, dan hal menarik lainnya. Kirim lewat WA Center: 087815557788.

Kontroversi ini memuncak setelah sebuah karya seni yang sepenuhnya dihasilkan oleh AI berhasil memenangkan penghargaan bergengsi di pameran seni internasional.

Karya seni yang diberi judul “Evolusi Abstrak” ini mengalahkan ratusan karya lainnya, sebagian besar di antaranya dibuat oleh seniman manusia.

Keputusan ini memicu reaksi beragam dari komunitas seni global. Sebagian pihak memuji inovasi teknologi ini sebagai bentuk evolusi seni.

Sementara yang lain menganggapnya sebagai ancaman terhadap keberadaan seniman tradisional.

“Ini adalah masa depan seni,” ujar Dr. Arif Wibowo, seorang pakar teknologi dari Universitas Indonesia.

AI memungkinkan kita untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk ekspresi baru yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh manusia.

Ini adalah alat yang sangat kuat yang dapat memperkaya dunia seni, ” katanya

Namun, tidak semua setuju dengan pandangan tersebut. Maya Sari, seorang pelukis yang karyanya turut serta dalam pameran tersebut, menyuarakan kekecewaannya.

“Mengapa kita harus bersaing dengan mesin? Seni adalah tentang emosi, pengalaman, dan sentuhan manusia. AI tidak bisa memahami itu,” katanya dengan nada kecewa.

Media sosial pun dibanjiri oleh debat panas mengenai isu ini. Tagar #SaveHumanArt dan #AIArtFuture menjadi trending topic di Twitter, masing-masing didukung oleh kubu yang berbeda.

Beberapa netizen berpendapat bahwa AI dapat menjadi alat kolaborasi yang menarik bagi seniman, sementara yang lain khawatir bahwa AI akan menggantikan peran seniman sepenuhnya.

Pemerintah dan berbagai lembaga seni kini sedang mempertimbangkan regulasi baru yang mengatur penggunaan AI dalam seni.

Beberapa usulan termasuk penandaan karya yang dihasilkan oleh AI dan pembatasan penghargaan bagi karya-karya tersebut.

Kontroversi ini menandai babak baru dalam hubungan antara seni dan teknologi. Bagaimana dampaknya terhadap masa depan industri seni masih harus dilihat,

Tetapi satu hal yang pasti, perdebatan ini akan terus berlanjut dan mungkin akan mengubah lanskap seni selamanya.
(Gilang) ***

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Berita Terkait

Mungkinkah Diterapkan Aturan Pendidikan Formal Itu Tidak Perlu Siswa Harus Belajar Tiap Hari di Sekolah ?
Ramalan Nasib Tahun 2025 Tahun Sisa Nol Kenaikan Derajat Bagi Weton Selasa dan Kamis ?
Tradisi Unik Tahun Baru di 20 Negara Masyarakat Denmark Memecahkan Piring Sebanyak Mungkin
Keindahan dan Sejarah Tahura Gunung Kunci di Sumedang: Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi
Kenapa Kucing Takut Dengan Mentimun ? Buah Ini Membuat Kucing Kaget dan Melihat dari Kejauhan
Pengakuan Seorang Pejabat Politik di Negeri Antah Berantah Dukungan Rakyat-Rakyat Bodoh
Mobil Listrik: Inovasi Terbaik di Era Baru Otomotif, Mampukah Mengalahkan Mobil Konvensional ?
Guru Besar Universitas Padjadjaran Temukan Terapi Sariawan Berbahan Dasar Alami
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 10:18 WIB

Mungkinkah Diterapkan Aturan Pendidikan Formal Itu Tidak Perlu Siswa Harus Belajar Tiap Hari di Sekolah ?

Selasa, 31 Desember 2024 - 18:55 WIB

Ramalan Nasib Tahun 2025 Tahun Sisa Nol Kenaikan Derajat Bagi Weton Selasa dan Kamis ?

Rabu, 25 Desember 2024 - 14:48 WIB

Tradisi Unik Tahun Baru di 20 Negara Masyarakat Denmark Memecahkan Piring Sebanyak Mungkin

Minggu, 1 Desember 2024 - 22:58 WIB

Keindahan dan Sejarah Tahura Gunung Kunci di Sumedang: Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi

Jumat, 15 November 2024 - 21:37 WIB

Kenapa Kucing Takut Dengan Mentimun ? Buah Ini Membuat Kucing Kaget dan Melihat dari Kejauhan

Selasa, 12 November 2024 - 18:01 WIB

Pengakuan Seorang Pejabat Politik di Negeri Antah Berantah Dukungan Rakyat-Rakyat Bodoh

Selasa, 1 Oktober 2024 - 20:16 WIB

Mobil Listrik: Inovasi Terbaik di Era Baru Otomotif, Mampukah Mengalahkan Mobil Konvensional ?

Minggu, 29 September 2024 - 07:27 WIB

Guru Besar Universitas Padjadjaran Temukan Terapi Sariawan Berbahan Dasar Alami

Berita Terbaru