HARIANSUMEDANG.COM– Dari pusat kota Alun-Alun Bandung ke sebelah timur, tepatnya di Gang Masjid Cicadas, seorang Jeihan Sukmantoro yang pernah jadi pelukis termahal.
Beliau hidup di rumah yang tidak begitu luas, namun tiap harinya bercengkrama dengan lukisan-lukisan abstrak dan naturalisnya.
Kepada penulis warkat ini, Jeihan pernah berungkap harus matang berfikir untuk memilih menjadi seorang seniman, ” Jalanilah hari ini dulu, baru kita berpikir hari esok, ” Katanya.
Lanjut ke sebelah timur nya lagi, di kawasan Terminal Cicaheum, pernah berkreasi dua orang kakak beradik penyanyi balada yang salah satu lagunya hit kala itu berrajuk Kepada Alam dan Penciptanya.
Baca Juga:
Pemkot Bandung Resmi Membuka Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2024
Satgas Saber Pungli Kota Bandung Tekad Bersihkan Sarang – Sarang Pungli di Kota Bandung
Roadshow Bus KPK di Kota Bandung Sebagai bagian dari kampanye edukasi anti-korupsi.
Ritta Rubby dan Yand Hartland, dua kakak beradik yang meskipun tidak banyak melahirkan album, namun di setiap album selalu terdeksi lagu-lagu tentang kelestarian alam.
Dari Alun-Alun Bandung ke arah Kebon Kalapa, bisa lewati rumah sederhana tempat tinggalnya aktor kawakan Rahmat Hidayat.
Jelang pensiunnya dari dunia akting, ia selalu dekat dengan masyarakat, sopir angkot, rukang becak, tidak pernah meninggikan derajat bahwa dia seorang aktor senior.
Terus ke arah selatan, menuju Kiaracondong, sebuah gubuk beberapa meter dari lintasan rel kerera api dihuni seorang pria berambut gindrong usia 60 tahunan kala itu, bernama Purwasari.
Baca Juga:
Aa Maung dengan LBP2 – nya Menyampaikan Aspirasi Masyarakat Terkait Carut – Marut PPDB Tahun 2024
Peringati Hari Keantariksaan Nasional Akan Ditandai dengan Panorama ” Langit Gelap ” Selama Satu Jam
KPK RI Sosialisasi Program Percontohan Kabupaten / Kota Antikorupsi di Gedung Sate
Beliau seorang kolekror benda-benda kuno yang miliki koleksi ratusan bahkan mungkin ribuan benda kuno, diantaranya dia menyebut peninggalan Dynasti Ming. (Bersambung) ***