HARIANSUMEDANG.COM — Pemdes Pasigaran Kecamatan Tanjungsari kembali bagikan bantuan beras dari Pemerintah Pusat kepada 614 masyarakat penerima manfaat.
Pemberian bantuan disaksikan langsung Kepala Desa Tisna Suardana Babinkamtibmas dan Babinsa Desa Pasigaran di aula kantor desa pada Kamis, 27 Juni 2024.
Dalam keterangannya kepada awak media, Kades Tisna menyebut bantuan seperti itu diharapkan bisa mengubah derajat dari kemiskinan biasa menjadi warga sejahtera.
” Tetapi bagusnya untuk usia-usia produktif ke depan, pemerintah pusat itu jangan beri ikan tapi kailnya, diberi modal kemudian berusaha ” ucapnya.
Kades meyakinkan bahwa bantuan beras atau lainnya cukup membantu masyarakat, namun kurang memberi pelajaran terhadap mereka.
” Ah bulan depan juga dapat lagi bantuan, begitulah terus, jadi mereka tidak berusaha untuk bisa sejahtera, ” tegas kades.
Lebih jauh Kades menyatakan tingkat kemiskinan berdasar data DTKS di Desa Pasigaran masih ada 40 persen dari jumlah penduduk.
” Kalo kemiskinan ekstrem yang diberi BLT dari Dana Desa hanya berjumlah 30 warga, itu hasil dari verifikasi, ” terangnya.
Angka kemiskinan itu, katanya, salah satunya akibat terlalu ‘dibebenjokeun’ oleh pemerintah, diberi itu diberi ini, akhirnya mereka tidak mau berusaha.
Idealnya untuk menuntaskan kemiskinan, terang Kades Tisna lagi, beri mereka pelatihan dan diikuti oleh modalnya, ” Semuanya bisa beriringan dengan BLT dari desa. ”
Baca Juga:
SD Negeri Margaasih Kecamatan Conggeang Sekolah Terpencil dan Ramah Lingkungan
Proyek Rehab SMP Negeri 3 Tanjungsari Telah Selesai Pihak Sekolah Kecewa Kepada Pihak Pemborong
Tentang penanganan stunting, kades sedikit membahas, di Desa Pasigaran rutin ada Pemberian Makanan Tambahan dan pemulihan yang menjadi salah satu program dari posyandu.
Sementara itu dari siaran terkini Istana kepresidenan sebagaimana dikutif Kantor Berita Antara, Presiden Jokowi memastikan program bantuan beras 10 kilogram per bulan akan berlanjut hingga Desember mendatang.
Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika meninjau stok beras dan menyerahkan bantuan cadangan pangan pemerintah di Gudang Bulog Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah, pada Kamis.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menanyakan kepada penerima manfaat apakah mereka sudah menerima bantuan pangan dari Januari hingga Juni.
Baca Juga:
Pemdes Wanasari Bersama Warga Laksanakan Kerja Bakti Normalisasi Sungai Cibodas
Pisah sambut Danramil 1008/Buahdua dari Letda CBA Tri Setyo Utomo kepada Kapten INF Yayat Sudrajat
Kades Pamekarsari Asim Gunawan Merinci Realisasi Pembangunan Fisik Penerapan DD Tahun 2024
“Januari sudah dapat? Februari sudah? Maret sudah? April sudah? Mei sudah? Yang diterima ini Juni? Setelah Juni nanti Agustus, Oktober, Desember. Sampai Desember diteruskan ya,” kata Jokowi dalam keterangan tertulis Biro Pers Sekretariat Presiden RI.
Mengingat program bantuan pangan ini dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Presiden menekankan pentingnya penghitungan cermat untuk memastikan kecukupan dana.
“Itu sudah kita hitung-hitung di APBN diteruskan atau enggak. APBN cukupenggak. Karena ini duit triliunan, gede banget. Beras -10 kilogram per bulan untuk 22 juta masyarakat kita,” katanya.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa Bulog memiliki stok beras yang mencukupi, dengan 1,7 juta ton tersedia secara nasional dan 1.500 ton khusus di Gudang Bulog Buntok.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
”Berasnya dari mana? Berasnya dari Bulog. Bulog stoknya cukup enggak? Sekarang Bulog memiliki stok 1,7 juta ton. Di sini saja stoknya 1.500 ton, bukan kilo lho, ton,” ungkap Presiden.
Mengenai fluktuasi harga beras, Presiden menjelaskan bahwa saat ini harga pangan di seluruh dunia naik akibat penurunan produksi.
“Kenapa produksinya turun? Karena ada gelombang kekeringan, gelombang panas yang panjang di negara-negara – lain, bukan hanya Indonesia,” papar Presiden Jokowi.
Karena itu, pemerintah terus berupaya untuk menggenjot produksi agar naik, sehingga harga beras turun.
Namun, Presiden pun menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kepuasan petani dan keterjangkauan harga untuk konsumen.
“Pemerintah harus menjaga keseimbangan yang tidak mudah, menjaga keseimbangan agar harganya -membuat- petani senang, harga di pasar, masyarakat juga senang. Tetapi ya itu enggak mudah,” tutur Presiden Jokowi.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut yaitu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, Pj. Bupati Barito Selatan Deddy Winarwan, dan Pimpinan Bulog Wilayah Kalimantan Tengah Budi Cahyanto.
( Tatang Tarmedi ) ***