HARIANSUMEDANG.COM – Jalan Cadaspangeran telah lama dipromosikan sebagai tempat wisata alam dan sejarah. Namun, beragam upaya dilakukan, masih saja kawasan itu belum tumbuh menjadi industri pariwisata.
Beragam upaya terus digenjot dari mulai pembuatan patung Pangeran Kusumahdinata berjabatan tangan dengan Gubernur Jenderal Daenles yang merupakan inti dari sejarah Cadaspangeran.
Terakhir, membuat jalan setapak menyusuri tebing, mungkin dengan maksud untuk memancing minat orang untuk jalan-jalan sekalian bercengkrama dengan keindahan lembah.
Upaya-upaya tersebut, masih belum membuahkan hasil, patung dibuat, hanya mengingatkan pelewat jalan bahwa di sana pernah terjadi adegan herois dari seorang pemimpin Sumedang tempo dulu.
Baca Juga:
Pemkab Sumedang Percepat Pembentukan Koperasi Merah Putih di Seluruh Desa dan Kelurahan
Belajar Sistem Pengelolaan Sampah Pemkab Sumedang Study Tiru ke Kabupaten Banyumas
SD-SD di Kecamatan Rancakalong Tidak Akan Menggelar Pentas Seni Pada Acara Kenaikan Kelas
Mereka tidak tertarik untuk berhenti dan singgah sebentar menikmati keindahan alam Cadaspangeran. Begitu pun saat dibuat jalan menyusuri tebing.
Orang tidak tertarik untuk menggunakan jalan itu menikmati keindahan lembah Cadaspangeran dengan habitat alamnya yang masih asli.
Persoalannya, kenapa Cadaspangeran yang menurut salah seorang pelaku pariwisata Bali memiliki potensi besar untuk dikembangkan, nyatanya masih ibarat raksasa yang tertidur pulas ?
Setidaknya ada dua potensi besar yang bisa mendukung Cadaspangeran menjadi tempat kunjungan wisata, potensi sejarah dan potensi alam.
Baca Juga:
Kasek SD Negeri Sukasari Wasmana Hendrayana S.Pd : Kepala Sekolah itu Pemimpin Masyarakat Juga
SD Negeri Darmawangi Kecamatan Tomo Melaksanakan Sumatif Akhir Semester Genap TA 2024/2025
Pelaksanaan Asesmen Sumatif Akhir Tahun (ASAT) Hari Pertama di SMP Negeri Sukasari Berjalan Lancar
Namun, sayang dua potensi itu tidak berbarengan dengan pengelolaan secara khusus, dalam arti belum memiliki penggerak / penanggung jawab terhadap maju mundurnya kawasan wisata.
Belum adanya penggerak khusus, bisa dibuktikan dengan kawasan bahu jalan Cadaspangeran yang lebih seringnya kelihatan berserakan daun-daun kering.
Berdasarkan pengamatan penulis, jarang terlihat pinggir sepanjang jalan Cadaspangeran bersih dari daun-daun kering ( lening, Sunda ), apalagi di waktu pagi.
Parahnya, ketika petugas membabat perdu di tebing atas jalan, bekas-bekas babadan tersebut tidak dirapikan sehingga kurang sedap dipandang.
Baca Juga:
Jalan Gang di Desa Cibubuan Kecamatan Conggeang Akan Diperbaiki Secara Bertahap
Bupati H. Dony Ahmad Munir Cek Jalan Rusak dan Rambu Lalu-lintas di Jalan Raya Jatinangor
Padahal, akan terasa nyaman dan pikaberaheun seandai sepanjang jalan Cadaspangeran selamanya bersih atau lening, baik di bahu-bahu jalannya atau rapih di tebing-tebing jalannya.
Setiap keindahan tentu bakal memancing kecintaan, begitu pun ketika Cadaspangeran terlihat indah dan asri, niscaya bisa menjadi daya tarik bagi siapa pun untuk singgah dan merasakan kenyamanannya.
Dengan tanpa mengecilkan jasa petugas kebersihan di sana, mereka seolah masih kalah gerak dengan guguran daun-daun yang menghujan ke badan jalan. ( Catatan Tatang Tarmedi ) ***
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.