HARIANSUMEDANG.COM — Tikus memiliki beberapa kecerdikan yaitu mudah curiga, mampu berkomunikasi dengan urin, dan mempunyai ketajaman indera penciuman.
Untuk menangkis serangan hama tikus, UPTD Pertanian Tanaman Pangan Kecamatan Rancakalong menggunakan bantuan burung hantu (Tyto Alba).
Program itu, kata Kepala UPTD Pertanian Tanaman Pangan Rancakalong Asep Kosasih, sebagai program massal yang dicanangkan Kementerian Pertanian RI.
” Diharapkan satu kelompok memiliki satu Rumah Burung Hantu ( Rubuha ), sebagai sarang, sehingga hewan itu bisa memberantas hama tikus, ” ungkap Asep Kosasih yang akrab disapa Ulis.
Menurutnya, ada beberapa sistem pemberantasan hama tikus, dengan Rodentisida, pengemposan, Gerakan Gropyokan dan dengan bantuan burung hantu.
Burung hantu dimanfaatkan, terang Ulis, karena sifat individu hewan itu tidak biasa bergerombol, tidak mampu membuat sarang dan rakus.
” Semalam seekor burung hantu bisa memakan 5 hingga 7 ekor tikus, karena caranya makan menyisakan bagian kepala, hingga tidak akan kenyang dengan makan satu tikus,” ujar Ulis.
Diharapkan pemasangan Rubuha ini, bisa mengurangi serangan hama tikus pada tanaman padi, sebagian palawija di tingkat kelompok tani.
Sistem ini, sambung Ulis, bisa efektif di wilayah yang relatif gampang untuk mendapatkan burung hantu, seperti pengalamannya di wilayah Kecamatan Ujungjaya.
Harapan kedepan, kata Ulis, pemerintah bisa memberikan stimulan berupa bantuan burung hantunya, ” Karena rubuhanya telah disediakan, tinggal ada burung hantunya, ” ujarnya.
Baca Juga:
SIMPE Luncurkan Program Kerja Unggulan Diantaranya Memberikan Jamsos Ketenagakerjaan
Antisipasi Krisis Air Bersih Pemdes Kutamandiri Kecamatan Tanjungsari Bangun Sumur Bor di Dua RW
Tim Dony – Fajar Umumkan Kemenangan Sementara 51,06 Persen Hasil Quick Countnya
Selama ini, kelompok tani secara swadaya mengusahakan sendiri burung hantu menggunakan alat-alat yang tidak layak pakai, murni swadaya kelompok tani.
( Tatang Tarmedi ) **