HARIANSUMEDANG.COM – Pergerakan tanah yang terjadi di dua rukun tetangga di RW 13, Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Pada Kamis (29/2/2024) fenomena ini menyebabkan empat rumah warga rusak bahkan pada Jumat (1/3/2024) teramati tanah bergerak hingga dua meter.
Pergerakan tanah hingga amblas tersebut tidak hanya merobohkan bangunan rumah warga tetapi juga Gedung sekolah, yaitu SD 1 Babakan Talang.
Selain adanya bangunan roboh, bahaya ini juga berpotensi mengancam 20 rumah warga lainnya.
Baca Juga:
491 Rumah Terdampak Gempa Berkekuatan M5,0, Sebanyak 81 Warga Kabupaten Bandung Alami Luka-luka
Gempabumi dengan Kekuatan M 5.0 Guncang Bandung Raya Timbulkan Kepanikan, Beberapa Bangunan Rusak
Sempat Dirawat di RS Immanuel Bandung, Mantan Bupati Kuningan Acep Purnama Meninggal Dunia
Menyusul kejadian tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat telah mengevakuasi warga setempat.
Untuk mengungsi di pos pengungsian terpusat yang berlokasi di Islamic Center Rongga, Kabupaten Bandung Barat.
Baca artikel lainnya di sini : Kasus Bullying di SMA Binus School: 4 Orang Tersangka, Seorang ABH Diduga Kuat Lakukan Tindakan Asusila
Hingga Sabtu (2/3/2023), total jumlah pengungsi tercatat sebanyak 151 jiwa atau 47 kepala keluarga.
Baca Juga:
Sebanyak 267 Rumah Warga Beberapa Wilayah Terdampak Bencana, Hari Ketiga Pasca Gempa Garut
Rusak Sejumlah Bangunan di Berbagai Wilayah Kabupaten di Jawa Barat, Gempa M6,2 di Garut
Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, 3 Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimbun Tanah Longsor
Demikian disampaikan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung Barat Yan Cahya Djuarsa
Lihat juga konten video, di sini : BPBD Sebut Kemungkinan Bisa Terjadi Banjir Susulan, Banjir di Kabupaten Lampung Selatan Belum Surut
Sementara itu, kerugian material di antaranya terdiri dari empat unit rumah rusak berat, dan delapan unit rumah rusak sedang.
Serta 20 rumah lainnya terancam longsor akibat pergerakan tanah yang dipicu oleh hujan deras selama tiga hari berturut-turut ini.
Baca Juga:
Sebanyak 10 Orang Hilang, 3 Orang Ditemukan Meninggal Dunia dalam Bencana Longsor Bandung Barat
Adapun fasilitas umum yang terdampak meliputi satu unit posyandu, musala, bangunan sekolah, serta terputusnya jalan desa dan jalan lingkungan.
“Sampai sekarang warga masih mengungsi di Islamic Center Rongga, setelah kejadian pada 29 Februari dini hari kemarin.”
“Bahwa terjadi retakan yang sangat signifikan dari asesmen kami sebelumnya pada 22 Februari.”
“Dan ini menyebabkan rumah dan sekolah yang retak sudah amblas,” terang Yan, saat dihubungi Sabtu (2/3/2024).
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Yan mengatakan, menindaklanjuti kejadian di Desa Cibedug tersebut, pihaknya akan mengupayakan merelokasi warga yang terdampak ke tempat yang lebih aman.
Bersama forum koordinasi pimpinan kecamatan bersama Bupati Kabupaten Bandung Barat
Namun, hal tersebut tengah dalam proses persiapan mulai dari kajian hingga koordinasi lintas instansi.
Diharapkan, dengan adanya kajian tersebut dapat diketahui luasan area yang berpotensi terdampak dan rumah warga yang perlu direlokasi.
“Ke depannya Pak Bupati minta dari hasil rapat kemarin ada relokasi, harapannya ada pembangunan rumah tinggal.”
“Tapi nanti akan ada kajian terlebih dahulu (dari BNPB-PVMBG), karena memang melihat kondisi tanahnya itu sangat membahayakan.”
“Ke depan kita lihat apakah hunian sementara (huntara) dulu atau bagaimana,” jelas Yan.
Saat ini, menyusul kejadian pergerakan tanah dan longsornya tanah di permukiman warga ini, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat telah menetapkan status tanggap darurat.
Selain itu, BPBD Kabupaten Barat juga telah mendistribusikan bantuan logistik berupa permakanan.
Untuk mendukung dapur umum serta perlengakapan lain, seperti alas tidur, selimut dan perlengakapan mandi.
“Surat Keputusan (SK) darurat kami sedang proses, itu berlaku sejak 29 Februari kemarin sampai 14 hari ke depan.”
“Kami juga sudah melayangkan surat ke Badan Geologi untuk dilakukan pengkajian,” pungkas Yan.***
Artikel di atas juga sudah diterbitkan portal berita Hallobandung.com
Sempatkan juga untuk membaca artikel menarik lainnya, di portal berita Yogyaraya.com dan Infoemiten.com