HARIANSUMEDANG.COM – Bagi para penyuka ziarah ke makam-makam keramat Sumedang, sosok Bah Yayat (65) mungkin tidak bakal asing lagi.
Setidaknya, mereka mungkin bakal pernah bertemu di salah satu makam keramat dengan pria warga Dusun Citali Desa Ciptasari Kec. Pamulihan ini.
Bah Yayat mengaku, nyaris semua makam keramat di Sumedang pernah ia ziarahi. Termasuk, makam-makam keramat yang telah tergenang Bendungan Jatigede.
Dari ujung timur Sumedang, katanya, ada makam keramat Marongge. Makam yang dipercaya sebagai tempat yang sering dikunjungi para jomblo.
Di wilayah Kecamatan Sumedang Selatan, banyak makam keramat terutama yang terkait dengan sejarah Kerajaan Sumedang.
Semisal, katanya, komplek makam keramat Gunung Puyuh termasuk ada di dalamnya makam Srikandi Aceh Cut Nyak Dien.
Di Sumedang Selatan pun, tepatnya di Desa Cipancar, tutur Bah Yayat, ada makam Eyang Tajur atau Sutra Ngumbar, masih keturunan Prabu Siliwangi.
” Di sana ada pantangan, tidak boleh nyebut Ucing kepada binatang yang sering dipelihara di rumah-rumah itu, ” tutur Bah Yayat.
Kata Bah Yayat, pantangan itu karena untuk menghormati Eyang Tajur yang ketika hidupnya bergelar Prabu Madu Kucing.
Lalu di Kecamatan Buahdua, cerita Bah Yayat lagi, ada makam Haji Agus Salam, makam itu konon dipercaya sebagai tempat ziarah para pengusaha yang ingin efisien tapi beruntung besar.
Baca Juga:
1.079 Siswa SMP Negeri 2 Tanjungsari Sambut Gembira Dimulainya Makan Bergizi Gratis
Mata Rantai yang Hilang’ Haul KH. Abdul Wahid Hasyim Digelar di Gedung Negara Sumedang
Panen Raya Padi Organik di Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari Dihadiri Bupati H.Dony A. Munir
” Haji Agus Salam konon pernah ketetamuan seribu orang Belanda, tapi aneh bin ajaib, jamuan makannya hanya dengan sebakul nasi, tapi mereka kenyang makannya, ” ujarnya.
Di Kecamatan Paseh, lanjut Bah Yayat, ada makam Buyut Penuh. Peziarah meyakini, berkunjung ke makam itu selalu diberi kemujuran dalam berusaha.
Di Kecamatan Ganeas, tutur Bah Yayat lagi, ada makam dan patilasan Pangeran Geusan Ulun dan Pangeran Jaya Perkasa di Desa Dayeuhluhur.
Termasuk, kandaga lante Kerajaan Pajajaran lainnya yang mengabdikan diri untuk Kerajaan Sumedang Larang, yakni Embah Nanganan.
Baca Juga:
Banyak Kepala SMP Negeri di Sumedang Akan Pensiun Hingga Tahun 2025 SMP “Besar” Jadi Incaran ?
Layanan Perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) Kembali Beroperasi di Alun-Alun Tanjungsari
Setelah Datanya Valid Tunjangan Guru Hinorer Non-Sertifikasi Akan Segera Dikucurkan
” Pokoknya, Sumedang mah beunghar ku makam-makam keramat, karena dulunya bekas kerajaan, ” ujar Bah Yayat. (Tatang Tarmedi)***