HARIANSUMEDANG.COM – Tepat tanggal 25 Nopember 2024 seluruh insan pendidik yang akrab kita sebut guru akan merayakan hari jadinya yang ke-30.
Hari guru juga ditandai bersamaan dengan HUT PGRI sebuah organisasi profesi tempat bernaungnya para guru seluruh Indonesia.
Tentu disetiap hari jadinya memiliki makna yang sama dengan momentum yang berbeda, tidak ada profesi atau pekerjaan apapun di dunia ini tanpa campur tangan seorang guru.
Lewat tangan dinginnya seorang guru telah melahirkan para pemimpin- pemimpin di semua tingkatan hingga pemimpin sebuah negara.
Baca Juga:
Solidaritas Insan Media dan Penulis (SIMPE) Gelar Rapat Pematangan Pengurus Baru
Munas SIMPe Bentuk Kepengurusan Baru 2024 – 2027 Edi Sutyo SH Jadi Ketua Umum
Jika di telisik kata guru dapat di lihat beberapa pengertian dari ragam sudut pandang, dari bahasa sanksekerta terdiri dari dua suku kata yakni, guru terdiri dari “gu” dan ru”
Gu artinya bayangan atau gelap sedangkan ” ru”memiliki arti terang dengan demikian kata guru memiliki arti pembawa terang.
Selain itu dalam bahasa latin kata guru memiliki arti gravitas yang diartikan moral, lebih jauh dalam bahasa jawa guru berarti di gugu dan di tiru.
Disamping itu secara general guru adalah seorang pendidik yang mendidik, mengajar, mengarahkan murid- muridnya.
Bapak pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara dalam kalimat bijaknya tentang guru yang sudah sangat terkenal yaitu, Ing Ngarso Sung Tuludo Ing Madya Mangun Karso.
Baca Juga:
Saluran Parit Jalan Cimayang Dusun Carik Desa Kamal Tanjungmedar Sepanjang 70 Meter Diperbaiki
Antisipasi Bencana, TNI/POLRI dan Unsur Terkait di Tanjungsari Gelar Do’a Bersama dan Shalat Ghaib
Tut Wuri Handayani, seorang guru didepan memberi teladan ditengah membangun ide serta gagasan sedangkan di belakang mendorong memotivasi kalimat yang penuh makna sangat dalam.
Jika di lihat dari sisi kekinian, di era digitisasi dan modernisasi dalam semua aspek kehidupan, kalimat bijak diatas sudah banyak mengalami dekadensi yang cukup mengerus eksistensi seorang guru.
Makna didepan memberi tauladan atau contoh apakah masih berlaku saat ini secara keseluruhan tentu semua bisa merepleksi kembali kata tauladan karena apa? bukan hanya guru, tapi di kasta tertinggipun yakni di level Pemimpin sudah kehilangan atau krisis keteladanan bagi generasi bangsa.
Terlalu banyak fakta dan fenomena terjadi yang sangat memprihatinkan semuanya berujung pada krisis keteladan.
Baca Juga:
Para Pemilik Tanah Terdampak Bendungan Cipanas Diundang Rapat di GOR Desa Karanglayung
Usup Pemerhati Proyek ‘ Kenapa Proyek Bernilai Besar di Sumedang Didominasi Kontraktor Luar ? ‘
Anak -Anak Sekolah Tidak Lagi Menyebrang Sungai Pengerjaan Jembatan Neglasari Hampir Rampung
Lalu saat berada di tengah apakah guru masih terus melahirkan ide atau gagasan dalam menciptakan kesempatan untuk melahirkan program pengembangan generasi bangsa.Tentu jawaban nya kembali kita tanya pada diri pendidikan Terakhir guru saat di belakng menjadi motivator pendorong para muridnya saat mereka membutuhkan motivasi atau spirit
Ini memjadi refleksi bagi insan pendidik dan umumnya kita semua, karena sejatinya” setiap orang menjadi guru dan setiap rumah menjadi sekolah”.
Semoga di hari Guru Nasional ini kembali kita memaknai dan menjadikan, kalimat bijak Ki Hajar Dewantara tidak hanya sekedar slogan bagi guru, tapi mampu menjadi ruh dalam dunia pendidikan.
Jangan sampai kalimat satir sering kita dengar saat ini,” di era saat ini guru lebih banyak berperan hanya sebagai pengajar tidak lebih dari itu,.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Fungsi pendidik sudah mulai hilang, dan cilakanya banyak orang tua menitipkan semua perkembangan anaknya kepada guru, sehingga peranan orang tua sebagai pendidik pun tidak berjalan secara maksimal.
Anak- anak disekolah dan dirumah hanya mendapatkan sisi pengajaran sedangkan sisi didikan didapat dari kanal dan lingkungan.
Selamat hari Guru Nasional semoga guru kembali secara utuh kepada semangat Ki Hajar Dewantara.