HARIANSUMEDANG.COM — Setidaknya lima wartawan tewas dalam pemboman dan serangan udara pasukan Israel dalam 24 jam terakhir di Gaza.
Pada hari Sabtu, Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan tiga wartawan tewas di Nusaerat
dan dua di Kota Gaza.
Alhasil, sejak perang Israel Palestina 7 oktober 2023, jumlah pekerja media yang tewas menjadi sedikitnya 158 jurnalis.
Mereka yang terbunuh di Nuseirat diidentifikasi Amjad Jahjouh dan Rizq Abu Ashkian, dari Palestine Media Agency, dan Wafa Abu Dabaan dari Radio Universitas Islam di Gaza.
Baca Juga:
Sebuah Granat Bekas Perang Dunia I Buatan Jerman Masuk ke Mesin Pengupas Kentang di Hongkong
” Hoary Potter” Kelelawar Tercantik Dalam Ajang Kontes Memperingati Pekan Kelelawar Internasional
Abu Dabaan menikah dengan Jahjouh. Anak-anak mereka juga tewas dalam serangan itu, menurut tim Al Jazeera di lapangan. Setidaknya 10 orang tewas dalam serangan di Nuseirat itu.
Jurnalis Palestina Saadi Madoukh dan Ahmed Sukkar tewas pada hari Jumat setelah serangan Israel yang menargetkan rumah keluarga Madoukh di lingkungan Daraj, Kota Gaza.
Sebelum serangan mematikan terbaru ini, perang Israel di Gaza sudah dianggap sebagai konflik paling mematikan bagi jurnalis dan pekerja media di dunia.
Komite Perlindungan Jurnalis di New York memiliki basis data terpisah tentang jurnalis Palestina yang terbunuh di Gaza.
Baca Juga:
Bekas Istana Sang Otokrat Bangladesh Sheikh Hasina Akan Dijadikan Museum Pemberontakan
Labu Raksasa Seberat 1 Ton Lebih Dinyatakan Pemenang Pertama di Kejuaraan Dunia
Mereka menyebutkan jumlah pekerja media yang terbunuh hingga 5 Juli mencapai 108 sejak perang dimulai, periode paling mematikan bagi jurnalis. (Tatang Tarmedi /Aljazeera.com) ***