Oleh : TATANG TARMEDI Jurnalis Hariansumedang.com
HARIANSUMEDANG.COM – Aturan pendidikan dari waktu ke waktu terus mengalami perbaikan. Pada akhirnya, mungkin saja, sampai pada aturan, pendidikan formal Itu tidak perlu siswa belajar tiap hari di sekolah.
Misalnya, cukup seminggu tiga hari saja, ketika senin sekolah, selasa libur, rabu kembali sekolah, kamis libur lagi, dan sabtu sekolah, minggu libur untuk senin kembali sekolah lagi.
Pertimbangannya, tiap hari anak belajar di sekolah itu sebenarnya memberi tekanan yang terus-menerus kepada fisik anak, hingga anak merasa lelah untuk bisa belajar secara maksimal.
Baca Juga:
Waspadalah Bagi Orang-Orang yang Punya Rejeki Lebih Tapi Menganggap itu Miliknya Sendiri
Ikatan Kekeluargaan Alumni SPP SPMA Tanjungsari Angkatan 1984-85 Tak Lebur Ditelan Gelombang Waktu
Ramalan Nasib Tahun 2025 Tahun Sisa Nol Kenaikan Derajat Bagi Weton Selasa dan Kamis ?
Ketika anak belajar tiap hari di sekolah sedikit banyak akan mempengaruhi daya serap anak terhadap pembelajaran dari guru, ujung-ujungnya kualitas siswa tidak akan lebih baik.
Karena terjadi kelelahan, daya serap materi pembelajaran akan tidak maksimal, untuk jangka pendek anak bisa resfon, setelah beberapa waktu, resfon itu akan kembali ke titik jenuh.
Apalagi, bila ada penambahan tekanan dari pihak sekolah. Misal, sistem mengajar gurunya yang “rada-rada galak”, banyak memberikan tugas yang bikin anak grogi dan sebagainya.
Padahal, berhasilnya pembelajaran itu, lebih besar ditentukan tingkat ketenangan bathin anak. Ketika bathin anak miskin penekanan atau suasana enjoy, niscaya pengajaran di sekolah akan tertanam kokoh pada jiwa anak.
Baca Juga:
Tradisi Unik Tahun Baru di 20 Negara Masyarakat Denmark Memecahkan Piring Sebanyak Mungkin
Keindahan dan Sejarah Tahura Gunung Kunci di Sumedang: Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi
Kenapa Kucing Takut Dengan Mentimun ? Buah Ini Membuat Kucing Kaget dan Melihat dari Kejauhan
Ini bisa saja disebut ‘Merdeka Belajar yang Sesungguhnya’. Suasana ketika anak bisa belajar di sekolah dengan tanpa terlalu kelelahan. Karena, salah satunya anak tidak dipaksakan untuk belajar tiap hari di sekolah.
Anak tiap hari harus belajar di sekolah juga bisa saja mempengaruhi pemenuhan asupan gizi keluarga. Sebab, bersekolah jaman sekarang itu tidak lepas dengan bekal ( uang jajan).
Bohong, ada yang mengatakan, kenapa bekal jadi masalah, sekolah bukan untuk jajan, tapi untuk belajar. Realitanya, setiap anak tentu akan mengharapkan bekal, besar kecilnya relatif.
Bahkan, orang tua akan merasa kasihan kepada anaknya bila tidak memberi bekal. Ketika orang tua tidak memiliki bekal, adakalanya ortu membiarkan anaknya tidak sekolah.
Baca Juga:
Pengakuan Seorang Pejabat Politik di Negeri Antah Berantah Dukungan Rakyat-Rakyat Bodoh
Mobil Listrik: Inovasi Terbaik di Era Baru Otomotif, Mampukah Mengalahkan Mobil Konvensional ?
Guru Besar Universitas Padjadjaran Temukan Terapi Sariawan Berbahan Dasar Alami
Bajet untuk bekal sekolah SD, rata-rata lima ribu rupiah per hari, hitungan dalam sebulan diminus hari minggu libur, diperkirakan Rp.650 ribu. Anak SMP bisa saja nilai lima ribu itu dianggap kecil.
Bajet senilai itu, bagi orang tua yang hidupnya pas-pasan, akan dianggap besar, hingga berefek pada pemenuhan nilai gizi keluarga, ketika adik si siswa itu balita, bisa saja berdampak stunting.
Ketika sekolah seminggu hanya tiga hari, akan mengurangi beban orang tua hampir setengahnya. Artinya, orang tua tidak akan terlalu terbebani dalam menyekolahkan anaknya.
Prinsif sukses dulu baru bahagia, seiring dengan dinamika kekinian, kadang kurang rekefan. Sebagian ada yang setuju, bahagia dulu baru bisa sukses.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Bahagia bagi anak, dalam hubungannya dengan pendidikan, tidak lepas dari tidak terlalu kelelahan, guru ramah mengajar dan tidak memberi tugas yang bikin anak grogi.
Dengan memberi kebahagiaan kepada anak, salah satunya tidak memporsir anak tiap hari sekolah, terciptanya suasana sekolah yang nyaman anak, akan muncul kesuksesan anak belajar. ***