HARIANSUMEDANG.COM — Meskipun tidak ada catatan akurat tentang berapa banyak orang Indonesia yang tewas, mereka tewas dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada musuh-musuh mereka.
Perkiraan kematian orang Indonesia dalam pertempuran berkisar antara 45.000 hingga 100.000 dan korban sipil melebihi 25.000 dan mungkin setinggi 100.000.
Sebanyak 1.200 tentara Inggris tewas atau hilang di Jawa dan Sumatra antara tahun 1945 dan 1946, kebanyakan dari mereka adalah tentara India. Sekitar 2.300 tentara Belanda kehilangan nyawa antara tahun 1945 dan 1949.
Lebih banyak orang Jepang yang tewas; di Bandung saja, 1.057 orang tewas, hanya setengahnya yang tewas dalam pertempuran yang sebenarnya, sisanya tewas dalam amukan oleh orang Indonesia
Baca Juga:
Lagi – Lagi Ditemukan Wanita Tertua di Dunia Konon Usianya Telah 120 Tahun Kondisinya Masih Bugar
Sebuah Granat Bekas Perang Dunia I Buatan Jerman Masuk ke Mesin Pengupas Kentang di Hongkong
Puluhan ribu orang Tionghoa dan Eurasia terbunuh atau kehilangan tempat tinggal, meskipun faktanya banyak orang Tionghoa mendukung Revolusi. Tujuh juta orang mengungsi di Jawa dan Sumatra.
Revolusi berdampak buruk pada kondisi ekonomi; kekurangan merupakan hal yang umum, khususnya makanan, sandang, dan bahan bakar.
Pada dasarnya, terdapat dua ekonomi yang terpecah—Belanda dan Republik—yang keduanya harus membangun kembali secara bersamaan setelah Perang Dunia II dan bertahan dari gangguan Revolusi.
Republik harus menyediakan semua kebutuhan hidup, mulai dari “prangko, lencana tentara, dan tiket kereta api” sementara tunduk pada blokade perdagangan Belanda.
Baca Juga:
” Hoary Potter” Kelelawar Tercantik Dalam Ajang Kontes Memperingati Pekan Kelelawar Internasional
Bekas Istana Sang Otokrat Bangladesh Sheikh Hasina Akan Dijadikan Museum Pemberontakan
Kebingungan dan lonjakan inflasi yang merusak diakibatkan oleh mata uang yang bersaing; mata uang Jepang, mata uang Belanda baru, dan mata uang Republik semuanya digunakan, seringkali secara bersamaan.
Kemerdekaan Indonesia tidak akan terjamin tanpa keberhasilan (meskipun sering kali kebetulan) memadukan diplomasi dan kekuatan.
Tanpa keberanian pemuda dalam menghadapi kekuatan kolonial (baik asing maupun Indonesia) dan memunculkan momok anarki, upaya diplomatik Republik akan sia-sia.
Dibandingkan dengan pengalaman Vietnam dan Malaysia, di mana keberanian para pejuang mereka sebanding dengan Indonesia yang baru merdeka jauh kemudian, diplomasi Indonesia yang unggul
Baca Juga:
Labu Raksasa Seberat 1 Ton Lebih Dinyatakan Pemenang Pertama di Kejuaraan Dunia
Atas Usahanya Mencapai Dunia Bebas Senjata Nuklir Nihon Hidankyo Raih Hadiah Nobel Perdamaian 2024
Setelah Kematian Suaminya Seorang Janda di Florida Dinyatakan Hamil Buah Dari Suaminya
Terbukti. Namun, yang paling penting, Revolusi adalah titik balik sejarah Indonesia modern, dan telah memberikan titik acuan dan validasi bagi tren politik utama negara yang berlanjut hingga saat ini.
Revolusi memberikan dorongan bagi komonisme di negara ini, bagi nasionalisme militan, bagi “demokrasi terpimpin” Sukarno, bagi Islam politik, asal-usul tentara Indonesia dan perannya dalam kekuasaan Indonesia, pengaturan konstitusional negara, dan sentralisme (berbeda dengan regionalisme) kekuasaan di Indonesia.
Revolusi menghancurkan pemerintahan kolonial yang diperintah dari belahan dunia lain, dan juga merobohkan raja yang sudah usang dan tak berdaya serta kategorisasi rasial dan sosial yang kaku di Indonesia kolonial.
Energi dan aspirasi yang luar biasa tercipta di antara orang Indonesia; gelombang kreatif baru terlihat dalam bidang tulis-menulis dan seni, seperti juga permintaan besar untuk pendidikan dan modernisasi.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Kemerdekaan menyaksikan lahirnya negara Muslim berpemerintahan sendiri terbesar di dunia, negara yang belum pernah ditaklukkan oleh kekuatan Islam mana pun, tetapi 90 persen penduduknya telah menjadi Muslim karena penyebaran Islam secara damai.
( Tatang Tarmedi ) ***