HARIANSUMEDANG.COM – Pesta Demokrasi lima tahunan Pilkada akan digelar secara serentak termasuk di Kabupaten Sumedang.
Peserta Pilkada ini dari usungan partai / koalisi partai dan bisa lewat jalur perseorangan atau non partai.
Rakyat diberi kebebasan untuk memilih calon pemimpin sesuai hati nuraninya secara langsung umum bebas dan rahasia (luber).
Karena pada hakekatnya demokrasi adalah dari rakyat, untuk rakyat, dan bukan untuk kerabat.
Baca Juga:
Dengan Mesin Fast Pyrolysis 5.0. Sampah Plastik Bisa Dijadikan Bahan Bakar Setara Solar
Mantra Manjur Warisan Leluhur Atasi ‘Kabeureuyan ‘ Boleh Coba Keampuhannya
Dalam pelaksanaanya tidak boleh ada paksaan, intimidasi, biarkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan untuk menentukan pilihannya.
Kabupaten Sumedang, terkenal dengan karakter rakyatnya yang ramah tamah santun dan berbudaya, terlebih Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS).
Sebagai pewaris dari Kerajaan Sumda, Sumedang membutuhkan pemimpin yang berkarakter ” Nyunda”.
Sesuai dalam Perda Puseur Budaya Sunda, Bab III Landasan Operasional Pasal 5, SOP dalam melayani tamu/ masarakat berbasis berbudaya sunda yang berlandaskan Dasa Marga Raharja.
Baca Juga:
Nedi Herdiana Sosok Kepala Sekolah yang Berani Berkorban Demi Satu Kata ‘Persahabatan’ ?
SMP Negeri 2 Tanjungsari Raih Penghargaan Sekolah dengan Toilet Terbersih dan Tersehat
dr. A. Gery Klinik Asyfaa Mariuk Kecamatan Tanjungsari Tentang Mengobati Penyakit Asam Urat
Dasa Marga Raharja meliputi Taqwa, Someah, Surti, Jembar, Brukbrak, Guyub,
Motekar, Tarapti Taliti Ati-ati, Junun Jucung dan Punjul Luhung.
Tadi adalah landasan oprasional yang tertuang dalam Perda SPBS, dibuat oleh pemerintah Daerah dan DPRD, harusnya ini di inflementasikan dari mulai pucuk pimpinan daerah sampai ketingkat bawah.
Dengan kata lain, Perda itu di buat dengan biaya besar, jangan hanya sekedar jadi buku pajangan.
Siapapun yang ditakdirkan menjadi pemimpin Bupati dan wakil Bupati di Sumedang. Kalau mengaku orang Sunda berbudayalah dan “adab”.
Baca Juga:
Menghargai Tamu Masuk Semua Ajaran Agama Dalam Hindu Tamu Dianggap Sebagai Wujud Tuhan
Waspadalah Bagi Orang-Orang yang Punya Rejeki Lebih Tapi Menganggap itu Miliknya Sendiri
Percayalah rakyat akan mencintai pemimpinya manakala peminpin mencitai rakyatnya. Jauhi sipat banyak janji !! (Ghalih Chahyadi) ***