Ubi Cilembu ” Si Madu ” dari ” Kota Beludru ” Manisnya Konon Kerena Ucapan Sang Prabu

- Pewarta

Sabtu, 11 Januari 2025 - 18:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di wilayah perkotaan mungil ini dikenal salah satu hasil alam yang mungkin tidak asing lagi, yakni Ubi Cilembu. Mendapat banyak julukan, diantaranya ” Si Madu “.

Di wilayah perkotaan mungil ini dikenal salah satu hasil alam yang mungkin tidak asing lagi, yakni Ubi Cilembu. Mendapat banyak julukan, diantaranya ” Si Madu “.

HARIANSUMEDANG.COM – ” Kota Beludru ” salah satu julukan untuk Kota Sumedang, karena di wilayah ini masih banyak ditemukan lahan menghijau laksana hamparan beludru.

Yuks, dukung promosi kota/kabupaten Anda di media online ini dengan bikin konten artikel dan cerita seputar sejarah, asal-usul kota, tempat wisata, kuliner tradisional, dan hal menarik lainnya. Kirim lewat WA Center: 087815557788.

Beludru itu sendiri menurut Wikipedia sejenis  kain tenunan berbulu yang benangnya sama rata padat memberikan rasa lembut tersendiri.

Di wilayah perkotaan mungil ini dikenal salah satu hasil alam yang mungkin tidak asing lagi, yakni Ubi Cilembu. Mendapat banyak julukan, diantaranya ” Si Madu “.

Dikatakan ” Si Madu”, karena rasa Ubi Cilembu lain dari ubi lainnya, apalagi bila dioven, rasanya benar-benar manis serasa madu.

Saking manisnya Ubi Cilembu, mengundang kepenasaranan pihak para ahli budidaya pertanian untuk meneliti. Termasuk ada pihak dihubung-hubungkan dengan cerita-cerita para sesepuh.

Menurut  Drs. Hadie Guna, MM. MBA,  Ketua Asosiasi Agrobisnis Ubi Cilembu (Asaguci), ubi dari tanaman merambat ini telah memiliki Sertifikat Indikasi Geografis (IG) pada tahun 2013 dari Kementerian Hukum.

Berdasar IG tadi, kata Hadi,  Ubi Cilembu telah menjadi hak lebel para petani di 4 kecamatan di sekitar Cilembu.  Yaitu, Pamulihan,  Tanjungsari,  Rancakalong dan Kecamatan Sukasari.

Luas areal tanaman Ubi Cilembu di 4 kecamatan itu sebagaimana yang didaptarkan ke Kemehumkam  berkisar pada 462,03.hektar. luasan itu dalam kelolaan sekitar 581 petani.

Masih menurut Hadi, termasuk jenis Ubi Cilembu itu, varietas ubi yang ditentukan secara komunal, yakni  meliputi varietas Nirkum,  Eno dan Rancing.

Manis Ubi Cilembu Akibat
Ucapan Sang Prabu ?

Dibalik fakta-fakta ilmiah tentang muasal manisnya Ubi Cilembu, beredar pula kepercayaan bahwa semua itu lahir dari ucapan Sang Prabu Kerajaan Sumedang Larang.

Beredar cerita rakyat, ketika Sumedang masih menjadi kerajaan, salah seorang Raja Sumedang mengunjungi wilayah Cilembu.

Ketika Raja berkunjung, masyarakat setempat mengirim berbagai makanan untuk dipersembahkan kepada raja, termasuk salah seorang menyodorkan sepiring rebusan ubi.

Sebenarnya, warga tadi ragu untuk menyuguhkan ubi kepada Raja, karena ubinya kurang manis dan strukturnya “bageugeug” ( Sunda: artinya membata ).

Tapi semua keheranan, ketika Raja memakan ubi tersebut, dia berucap, ” Enak dan manis sekali ubi ini, ” katanya sembari melahapnya beberapa biji.

Dari sejak itulah, kata para sesepuh di Cilembu, ubi keluaran Cilembu meniadi enak dan manis, karena petuah dari Sang Prabu yang terkenal ampuh ucapannya.

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Pernah Dibudidayakan.
di Negeri Sakura

Tentang manisnya Ubi Cilembu, pernah seorang petani dan penggerak Ubi Cilembu, Taryana, mencoba membudidayakannya di Negeri Sakura Jepang.

Taryana mencoba menanam Ubi Cilembu di bangunan kaca dengan suasana kelembaban, suhu dan lainnya dimiripkan dengan keadaan di habitat asalnya Cilembu.

Ternyata, kata Taryana, hasil ubinya tidak semanis di tempat aslinya. Meskipun lingkungannya direkayasa sesuai dengan lingkungan aslinya.

” Makanya, hingga kini, berbagai penelitian belum bisa memastikan kenapa Ubi Cilembu rasanya beda dibanding ubi-ubi lainnya, ” kata Taryana.

Ubi Ukuran Kecil Diharapkan
Bisa Disukai Pasar Korea

Ketika umbi ukuran besar dianggap menjadi kebutuhan pasar bagi kebanyakan para petani Ubi Cilembu, Taryana justru sebaliknya umbi ukuran kecil ia kemas untuk kebutuhan ekspor.

Taryana sengaja memanen umbi ketika ukuran ubi masih sebesar ibu jari kaki orang dewasa, ” Mulut orang korea kan kecil- kecil, jadi mereka tidak akan kesulitan untuk memakannya ( ubi ovenan, Red ), ” katanya.

Resfon orang Jepang dan Korea terhadap Ubi Cilembu, masih kata Taryana, cukup tinggi. Bahkan, Ubi Cilembu segelintir dijadikan bisnis dengan lebel nama Jepang. ( Tatang Tarmedi ) ***

Berita Terkait

SMP Negeri 2 Conggeang Sabet 2 Fiala dalam Ajang Pasanggiri Tari Jaipong Tingkat Kabupaten
Untuk Terhindar dari Kegelapan Literasi SMP Negeri 2 Rancakalong (Nedura) Rutin Nyalakan ‘Lentera’
Sidang Paripurna DPRD dalam Peringatan Hari Jadi Sumedang ke-447 Dihadiri Wagub Jabar
1.079 Siswa SMP Negeri 2 Tanjungsari Sambut Gembira Dimulainya Makan Bergizi Gratis
Mata Rantai yang Hilang’ Haul KH. Abdul Wahid Hasyim Digelar di Gedung Negara Sumedang
Panen Raya Padi Organik di Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari Dihadiri Bupati H.Dony A. Munir
Banyak Kepala SMP Negeri di Sumedang Akan Pensiun Hingga Tahun 2025 SMP “Besar” Jadi Incaran ?
Layanan Perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) Kembali Beroperasi di Alun-Alun Tanjungsari

Berita Terkait

Minggu, 27 April 2025 - 08:11 WIB

SMP Negeri 2 Conggeang Sabet 2 Fiala dalam Ajang Pasanggiri Tari Jaipong Tingkat Kabupaten

Rabu, 23 April 2025 - 15:56 WIB

Untuk Terhindar dari Kegelapan Literasi SMP Negeri 2 Rancakalong (Nedura) Rutin Nyalakan ‘Lentera’

Selasa, 22 April 2025 - 14:09 WIB

1.079 Siswa SMP Negeri 2 Tanjungsari Sambut Gembira Dimulainya Makan Bergizi Gratis

Minggu, 20 April 2025 - 16:29 WIB

Mata Rantai yang Hilang’ Haul KH. Abdul Wahid Hasyim Digelar di Gedung Negara Sumedang

Jumat, 18 April 2025 - 16:45 WIB

Panen Raya Padi Organik di Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari Dihadiri Bupati H.Dony A. Munir

Berita Terbaru