HARIANSUMEDANG.COM –Masih marak praktik perdukunan dengan cara kesurupan menstempel setiap tamu keturunan Raja-Raja dan Bupati Sumedang tempo dulu.
Nama Raja-Raja dan Bupati Sumedang tempo dulu yang kerap dijadikan objek perdukunannya dari mulai Prabu Guru Aji Putih, Prabu Geusan Ulun, Jaya Perkosa dan lainnya lagi.
Mereka, para dukun, berani menyebut angka keturunannya sehingga si tamu mengakukan ke orang-orang dirinya keturunan kesekian dari Dalam Sumedang tersebut.
Beberapa dukun bahkan mendatangi pejabat-pejabat penting dan melakukan hal sama. Ironisnya, si pejabat itu begitu percaya terhadap ungkapan sang dukun.
Baca Juga:
Usai Rumahnya Digeledah oleh Tim Penyidik KPK, Ini Respons Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
SMP Negeri 1 Sukasari Terapkan Sholat Dhuha Berjamaah di Sela-Sela Pembelajaran di Bulan Puasa
BACA JUGA :
Di SMK Korpri Sumedang Tunggakan Biaya Pendidikan Bisa Dicicil Dengan Prestasi
Cukup marak fenomena praktik perdukuman dengan modus seperti tadi, Juru Kunci makam keramat Dayeuhluhur H. Aceng Hermawan angkat bicara.
Baca Juga:
Seorang Nasabah Bank BRI Unit Pamulihan Mengaku Kehilangan Sertifikat Jaminan Kreditnya
Pemerintahan Bupati Dony Ahmad Munir Meneruskan Program dengan KPK untuk Pencegahan Korupsi
Paguyuban Masyarakat Peduli Bendungan Cipanas (PMPBC) Sumedang Gerudug Kantor PPK
Menurutnya, semua itu tidak lepas dari seni perdukunan, ” Bila tidak melakukan itu, dia tidak akan dapat uang,” ujar Aceng.
Keturunan Raja atau Bupati Sumedang tempo dulu, kata Aceng, telah jelas silsilah keturunannya sesuai dengan data di Museum Prabu Geusan Ulum.
“Tidak bisa sembarang begitu saja ngaku-ngaku. Apalagi menstempel keturunan Jaya Perkosa. Sebab, kandaga lante ini tidak terkabarkan memiliki istri. Jadi bagaimana mau ada keturunannya,” ujar Aceng lagi.
Jaya Perkasa, lanjut Kuncen yang pernah jadi Anggota DPRD Sumedang, salah seorang jagoan perang dari Kerajaan Pajajaran yang diutus untuk memberikan Mahkota Binokasih kepada Ratu Sumedang.
Baca Juga:
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Angkat Bicara Soal Penyidikan KPK dalam Kasus Dugaan Korupsi Bank BJB
LSM Barak Laporkan PT Hansae dan DLH Majalengka ke Kementerian Lingkungan Hidup
PSSI Siapkan Puluhan Ribu Lembar Tiket Pada Laga Melawan Bahrain di Stadion Gelora Bung Karno
“Ia datang bertiga bersama Terong Peot dan Kondanghapa untuk menyerahkan mahkota Kerajaan Pajajaran ke Ratu Pucuk Umun,” tutur Aceng.
Ke tiga Kandaga Lante dari Kerajaam Pajajaean itu, tutur Aceng lagi, akhirnya mengabdikan diri jadi kepala perang Kerajaan Sumedang Larang dan pernah habis-habisan menghadapi bala tenrara Kerajaan Cirebon. (Tang)