Cerita Pengisi Hari Libur Akhir Pekan” Ayahku Suka Aneh-Aneh dan Bikin Pening “

- Pewarta

Senin, 8 April 2024 - 19:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Cerita perenungan di akhir bulan ramadhan 1445 H (Ft diambil CNN Indonesia/Tatang Tarmedi)

Cerita perenungan di akhir bulan ramadhan 1445 H (Ft diambil CNN Indonesia/Tatang Tarmedi)

HARIANSUMEDANG.COM – Lelaki paling aneh di dunia, menurutku ya ayah. Ia tak pernah ngeluh. Tak pernah ngesah. Ke setiap orang selalu negur dan nyapa.

Yuks, dukung promosi kota/kabupaten Anda di media online ini dengan bikin konten artikel dan cerita seputar sejarah, asal-usul kota, tempat wisata, kuliner tradisional, dan hal menarik lainnya. Kirim lewat WA Center: 087815557788.

Sebenarnya, itu bukan satu keanehan. Banyak orang dengan type begitu. Namun, gaya hidup ayah itulah yang jarang dimiliki orang.

Ia  tak pernah takut miliknya diambil orang. Satu contoh. Puluhan ayam peliharaan ayah tak pernah ia kurung. Siang malam berkeliaran di halaman rumah.

Ketika aku beritahu, ” Ayah, kenapa ayam-ayam tak dikandangkan malam-malam begini ?” Bagaimana kata ayah, ” Biarin nak, dia pun ingin kebebasan layaknya manusia.”

Kadang, aku suka serang lagi ungkapan ayah itu , ” Tapi, kalau ayamnya ada yang ngambil baru ayah nyesal.”

Bagaimana jawab ayah ? Nak, bila ayam itu ada yang ngambil, berarti telah jadi rejekinya yang ngambil. Bukan lagi rejeki kita.

Makanya, kata ayah, bila kita pelihara ternak ato apapun, harus ada dua bagian. Satu untuk keperluan kita. Bagian lainnya untuk jatah yang ngambil.

Bila ada niatan begitu, kata ayah, ketika peliharaan kita ada yang ngambil tak bakal nyesal, berarti itu telah jadi rejekinya yang ngambil.

Ah dasar lelaki aneh. Aku kadang malas bila ayah ngajak ngobrol. Perkataanya selalu bikin aku bingung. Pernah di suatu waktu, ayah memanggilku,” Ayah ingin beri mutiara bagimu,” katanya.

Mutiara dari mana ayah, rumah pun hampir roboh. Bila ada simpanan mutiara, ya udah jual saja buat memperbaiki rumah.

Ayah lalu ambil secarik kertas, menulis pakai spidol hitam, ” duren ” ini buah kesukaanmu kan ?” Tanya ayah. Aku ngangguk.

Ayah bertanya lagi,” Menurutmu, ini tulisan duren atau aslinya duren ?” Aku berpikir dalam, setelah lama baru aku jawab,” Ya itu mah tulisan duren atuh yah,” jawabku.

Ayah tersenyum, ” Benar jawabanmu itu. Bila itu tulisan duren, lalu aslinya duren mana ?” tanyanya lagi.

Aku tak mau jawab, tapi ayah selalu ingin bila pertanyaanya jadi jawaban, ” Aslinya duren ada di kebun yah, bentuk cangkangnya berduri.

Ayah tertawa, tak pikirkan bila aku bosan. Ia menulis lagi di kertas lain, ”
Ahmad ” lo itu kan namaku, ayah.” Katak

Ayah bertanya lagi, ” Menurutmu, itu tulisan Ahmad atau aslinya Ahmad ?” Aku menjawab lagi, ” Ya tulisan Ahmad itu mah, ”

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Ayah menatap dalam wajahku, setengah berbisik ia berkata, ” Cari aslinya Ahmad, sebagaimana kamu tadi mencari aslinya duren.”

Dasar ayah, lelaki aneh, bikin aku selalu pening. Pernah lagi ayah ngajak ngobrol kepadaku. Seperti biasanya ia selalu bertanya dan pertanyaannya itu selalu ingin ada jawaban,

” Kamu hapal siapa kamu ? ” Aaaduuuh ayah, kenapa selalu bikin aku puyeng, ” Ya aku mah anak ayah kan ? ” jawabku pendek.

” Kalau kamu ingin tahu siapa kamu. Kamu harus keluar dari diri kamu sendiri. Ayah bertanya kepadamu, bila ingin bertemu timur, kamu harus pergi ke mana ? ” tanyanya.

Kepalang pusing, aku ladeni pertanyaan ayah. ” Ya kalau mau bertemu timur mah, harus pergi ke timur,” jawabku.

” Salah, jawabanmu itu. Bila mau bertemu timur kamu menuju timur, sampai kapanpun tak bakal bertemu timur. Saban orang ditanyai mana timur ke orang timur, pasti jawabannya akan menunjuk terus ke arah timur.

Tak ada ujungnya. Tapi, bila kamu ingin cari timur, berjalan ke arah barat. Pasti orang barat akan menunjuk ke arah timur. Baru kamu akan bertemu timur,” kata ayah sambil tertawa

AAduuuuuuh, pening ayah. Ketika aku berdiri ingin pergi, ayah pegang tanganku, ” Kalau kamu tak ingin pening, ya kamu harus pening dulu,” katanya sambil mendahului pergi.

Kadang aku suka terkesima bila lihat ayah di kamarnya terkumpul bahan-bahan untuk kematian.

Seperti kain kafan, kapas dan lainnya. Ayah bilang, ini persediaan buat nanti mati.

Kadang, katanya, di hari kematian seseorang, keluarga suka kelabakan cari kain kafan. Apalagi bila meninggalnya malam hari.

Nggak, maksudku ayah, apa ayah tak miris kumpulkan bahan-bahan kematian ? Pernah aku tanyakan hal itu kepada ayah.

Namun, ayah hanya tersenyum kecil, ” Kenapa meski takut mati. Semua bakal ngalami, ” jawab ayah

. Bahkan, kata ayah, kita harus tahu mati sebelum mati.Mana bisa ayah. Kematian itu rasia Tuhan kan ?  Orang tak bakal tahu, kapan ia mati. Gimana ayah ini ah.

” Memang benar nak, kematian itu hanya Tuhan yang tahu. Namun, Tuhan itu sebenarnya telah menurunkan ilmu agar manusia bisa rasakan akan datangnya ajal kita.

Agar kita waspada dan berkemas untuk kepergiannya,” kata ayah.
Aneh-aneh saja ayahku.

Sejak lama ia hilang dari kampung halamanku, tiba-tiba ayah datang kembali membawa perubahan dalam dirinya.

Tentang mati. Ayah paling suka bicarakan tentang kematian. Ia bilang banyak orang tua dulu yang berkata benar tentang hari kematiannya.

Itu kata ayah, karena ia telah hapal ilmunya. Ayah, kalo boleh saya tahu, gmana bisa tahu tentang hari kematian ?

” kadang aku suka tanya itu. Aku tak ingin ayah tersesat dalam hidupnya. Sebab, aku yakin, mati itu urusan Tuhan.

Ayah pernah jawab pertanyaanku. Jawabannya tak gunakan fakta ilmiah atau keagamaan yang lazim.

Kata ayah, bila orang telah tahu ilmu Astana Sejengkal, niscaya orang akan hapal isyarat kematiannya ”

Kematian itu nak, satu peristiwa besar bagi seseorang. Tuhan akan kehilangan sifat Maha Kasihnya bila ia tak turunkan isyarat kematian seseorang.

Nah, Tuhan telah turunkan ilmunya untuk itu, ” kata ayah seperti yakin akan omongannya.

Coba apa itu ayah ? Aku ingin tahu, seberapa besar ayahku ini memiliki katanya ilmu tentang kematian.

Setelah aku tahu seberapa besar muatan ilmunya itu, baru aku akan sadarkan ayah akan kekhilafannya.Maaf aku ayah. Untuk hal ini, aku tak akan berpihak kepada ayah.

” Isyarat kematian seseorang dimulai dari ungkapan kunci, bulu telah pergi ke kulit, kulit telah pergi ke daging, daging telah perg ke tulang dan tulang telah pergi ke mani geusan ngajadi.

Ini rumus keberangkatan seseorang, ” kata ayah.” Okelah ayah, lalu apa hubungannya ungkapan itu dengan hari kematian.? Tanyaku.

” jelas, itu ada, nak. Setiap ruas-ruas tadi, ada ukuran waktunya,” jawab ayah. Benar, aku dibuat pening. Omongan ayah tak ingin masuk ke dunia realita.

Aku ingin berontak terhadap ketidak sepahananku . Tapi, bukan saatnya untuk aku menentang keyakinan ayah seperti itu.

Makin dekat ke arah ke matian, rumusnya akan lain lagi. Kata ayah, terakhir sekali, setiap manusia akan dihadapkan pada realita tidak tampaknya Gunung Nursinah dihadapan kita,

” Nah, itulah nak. Isyarat kematian terakhir yang diberikan Tuhan untuk kita,” kata ayah sembari menatap wajahku. Aku kian merasa bingung tentang keyakinan ayah.

Gunung Nursinah itu setahuku ada di Arab Saudi. Apa itu simbol dalam diri manusia. Aku masih tak paham.
Aku tak mau memberontak terhadap apa yang diyakini ayah.

Biarkan saja waktu yang menjawab. Hanya, aku berpikir, akhir-akhir ini ayah begitu giat kumpulkan bahan-bahan untuk kematiannya.

Apa beliau telah mengukur seberapa jauh lagi kematiannya. Aduh, ayah, aku sebenarnya tak ingin ayah terlambat untuk sesali tentang segala keyakinan ayah.

Tapi, ketika benar omongan ayah nanti, bahwa waktu akhir hayatnya sesuai apa katanya. Aku tak tahu akan berpikir apa tentang keyakinan ayah itu. ( Tatang Tarmedi )

Berita Terkait

Sumedang Membutuhkan Sosok Pemimpin  Berkarakter ‘ Dasa Marga Raharja ‘
Berjuang Terus Menaiki  Tangga Demi Tangga  Keimanan Hingga Menemui Bentuknya
Pil KB Untuk Pria Kini Dalam Proses Pengujian 16 Pria Inggris Terlibat Didalamnya
Pecinta Batu Akik Menanti ‘Demam Batu Akik’ Kapan Menjangkit Negeri Ini Kembali
Perlu Anda Ketahui Sepuluh Trik  Kunci Rahasia di Komputer Yuk simak selengkapnya
Kontroversi Penggunaan AI dalam Seni Apakah Ini Masa Depan atau Ancaman bagi Seniman?
Belaian Sensitif Patah Tulang Penis Hingga Kontrasepsi Kuno Perlu Pasutri Ketahui
Suku Asmat Dari Pemburu Pemuja Kayu Hingga Pengukir Karya Seni yang Megah
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Jumat, 30 Agustus 2024 - 15:31 WIB

Sumedang Membutuhkan Sosok Pemimpin  Berkarakter ‘ Dasa Marga Raharja ‘

Minggu, 18 Agustus 2024 - 05:56 WIB

Berjuang Terus Menaiki  Tangga Demi Tangga  Keimanan Hingga Menemui Bentuknya

Rabu, 14 Agustus 2024 - 05:31 WIB

Pil KB Untuk Pria Kini Dalam Proses Pengujian 16 Pria Inggris Terlibat Didalamnya

Kamis, 25 Juli 2024 - 12:48 WIB

Pecinta Batu Akik Menanti ‘Demam Batu Akik’ Kapan Menjangkit Negeri Ini Kembali

Senin, 22 Juli 2024 - 23:08 WIB

Perlu Anda Ketahui Sepuluh Trik  Kunci Rahasia di Komputer Yuk simak selengkapnya

Sabtu, 20 Juli 2024 - 16:56 WIB

Kontroversi Penggunaan AI dalam Seni Apakah Ini Masa Depan atau Ancaman bagi Seniman?

Minggu, 14 Juli 2024 - 03:32 WIB

Belaian Sensitif Patah Tulang Penis Hingga Kontrasepsi Kuno Perlu Pasutri Ketahui

Sabtu, 6 Juli 2024 - 12:29 WIB

Suku Asmat Dari Pemburu Pemuja Kayu Hingga Pengukir Karya Seni yang Megah

Berita Terbaru