HARIANSUMEDANG.COM – Dari waktu ke waktu, ada saja kebiasaan yang suka ada di bulan ramadhan, perlahan menjadi jarang dan akhirnya menghilang.
Meskipun belum sama sekali menghilang, kolek kolang – kaling yang telah lama menemani Muslim berbuka puasa, kini mulai jarang dihidangkan.
Entah kenapa, makanan khas berbuka puasa itu seolah mengerdil eksistensinya di bulan suci, mungkinkah ia tergilas makanan lain yang lebih modern atau nemang bahan bakunya sulit dicari.
Terlepas dari itu semua, kolek kolang kaling atau cangkaleng istilah Sunda memang sangat relepan untuk menu berbuka puasa.
Baca Juga:
Sumedang Membutuhkan Sosok Pemimpin Berkarakter ‘ Dasa Marga Raharja ‘
Berjuang Terus Menaiki Tangga Demi Tangga Keimanan Hingga Menemui Bentuknya
Pil KB Untuk Pria Kini Dalam Proses Pengujian 16 Pria Inggris Terlibat Didalamnya
Sebelum makan nasi, orang terlebih dahulu makan kolek kolang – kaling, lidah kelu karena seharian tidak terlewati makanan, akhirnya menjadi manis dan sedaaaap.
Biji kolang kaling direbus hingga satu atau dua jam, biasanya bijinya dikerat lagi jadi tiga atau empat bagian , sediakan santan.
Santan satu gelas dicampur lagi dengan dua atau tiga gelas air, masukkan keratan gula aren dan keratan biji kolang – kaling itu sendiri. Tambahkan pewangi.
Kolek kolang – kaling siap dihidangkan ke dalam mangkuk kecil arau gelas. (Tatang Tarmedi) ***
Baca Juga:
Pecinta Batu Akik Menanti ‘Demam Batu Akik’ Kapan Menjangkit Negeri Ini Kembali
Perlu Anda Ketahui Sepuluh Trik Kunci Rahasia di Komputer Yuk simak selengkapnya
Kontroversi Penggunaan AI dalam Seni Apakah Ini Masa Depan atau Ancaman bagi Seniman?