HARIANSUMEDANG.COM – Aku ibu rumah tangga yang bersuamikan seorang lelaki yang begitu mencintaiku.
Meski telah punya anak dua, satu kelas 2 SMA dan satu lagi masih kelas 6 SD,aku sering dipuji orang, wanita awet muda.
Bahkan, suamiku sering puji aku, “Mamah, makin tua makin cantik aja ” katanya. Ah, aku jadi kebaperan nih …
Terus terang saja, dulunya aku bukan wanita baik-baik. Tiap hari tiap malam selalu hidup di rumah remang-remang.
Baca Juga:
Dengan Mesin Fast Pyrolysis 5.0. Sampah Plastik Bisa Dijadikan Bahan Bakar Setara Solar
Mantra Manjur Warisan Leluhur Atasi ‘Kabeureuyan ‘ Boleh Coba Keampuhannya
Karena wajahku cantik, aku selalu jadi rebutan lelaki hidung belang.
Namun, setelah sepuluh tahunan aku hidup di lembah hitam, Tuhan akhirnya menyadarkanku dengan satu cara yang tak pernah kusangka sebelumnya.
Memang, Tuhan Maha Kuasa, Dia bisa saja melakukan apa saja demi umat-Nya.
Saat aku jadi primadona di lokalisasi tempat aku mangkal. Pada suatu hari aku kedatangan seorang lelaki muda tampan.
Baca Juga:
Nedi Herdiana Sosok Kepala Sekolah yang Berani Berkorban Demi Satu Kata ‘Persahabatan’ ?
SMP Negeri 2 Tanjungsari Raih Penghargaan Sekolah dengan Toilet Terbersih dan Tersehat
dr. A. Gery Klinik Asyfaa Mariuk Kecamatan Tanjungsari Tentang Mengobati Penyakit Asam Urat
Dia ngajak kencan. Aku sih mau-mau saja. Karena memang itu profesiku.
Namun, setelah itu, berhari-hari aku sakit keras,hasil pemeriksaan dokter, di bagian saluran kencingku terkena luka parah.
Aku sadar, kala itu aku merasa ada yang tak beres dari perlakuan seks lelaki tampan itu.
Setelah peristiwa itu, aku benar-benar kapok untuk terjun kembali ke dunia itu. Ternyata, Tuhan menyadarkan aku dengan satu benda ” peniti ”
Baca Juga:
Menghargai Tamu Masuk Semua Ajaran Agama Dalam Hindu Tamu Dianggap Sebagai Wujud Tuhan
Waspadalah Bagi Orang-Orang yang Punya Rejeki Lebih Tapi Menganggap itu Miliknya Sendiri
Benda itulah yang menjadi alat penyadaranku. Tak nyangka, lelaki tampan itu, menggunakan peniti di alat kelaminnya.
Ya Tuhan, terima kasih, Engkau telah sadarkanku. Bagi tekan-rekan yang sekarang masih bertahan dengan profesinya itu, berhentilah segera. Sebelum Tuhan menyadarkan kalian dengan cara yang menyakitkan.
( Sebagaimana yang dituturkannya kepada jurnalis Hariansumedang.com)