HARIANSUMEDANG.COM – Aku ibu rumah tangga yang bersuamikan seorang lelaki yang begitu mencintaiku.
Meski telah punya anak dua, satu kelas 2 SMA dan satu lagi masih kelas 6 SD,aku sering dipuji orang, wanita awet muda.
Bahkan, suamiku sering puji aku, “Mamah, makin tua makin cantik aja ” katanya. Ah, aku jadi kebaperan nih …
Terus terang saja, dulunya aku bukan wanita baik-baik. Tiap hari tiap malam selalu hidup di rumah remang-remang.
Baca Juga:
Sumedang Membutuhkan Sosok Pemimpin Berkarakter ‘ Dasa Marga Raharja ‘
Berjuang Terus Menaiki Tangga Demi Tangga Keimanan Hingga Menemui Bentuknya
Pil KB Untuk Pria Kini Dalam Proses Pengujian 16 Pria Inggris Terlibat Didalamnya
Karena wajahku cantik, aku selalu jadi rebutan lelaki hidung belang.
Namun, setelah sepuluh tahunan aku hidup di lembah hitam, Tuhan akhirnya menyadarkanku dengan satu cara yang tak pernah kusangka sebelumnya.
Memang, Tuhan Maha Kuasa, Dia bisa saja melakukan apa saja demi umat-Nya.
Saat aku jadi primadona di lokalisasi tempat aku mangkal. Pada suatu hari aku kedatangan seorang lelaki muda tampan.
Baca Juga:
Pecinta Batu Akik Menanti ‘Demam Batu Akik’ Kapan Menjangkit Negeri Ini Kembali
Perlu Anda Ketahui Sepuluh Trik Kunci Rahasia di Komputer Yuk simak selengkapnya
Kontroversi Penggunaan AI dalam Seni Apakah Ini Masa Depan atau Ancaman bagi Seniman?
Dia ngajak kencan. Aku sih mau-mau saja. Karena memang itu profesiku.
Namun, setelah itu, berhari-hari aku sakit keras,hasil pemeriksaan dokter, di bagian saluran kencingku terkena luka parah.
Aku sadar, kala itu aku merasa ada yang tak beres dari perlakuan seks lelaki tampan itu.
Setelah peristiwa itu, aku benar-benar kapok untuk terjun kembali ke dunia itu. Ternyata, Tuhan menyadarkan aku dengan satu benda ” peniti ”
Baca Juga:
Belaian Sensitif Patah Tulang Penis Hingga Kontrasepsi Kuno Perlu Pasutri Ketahui
Suku Asmat Dari Pemburu Pemuja Kayu Hingga Pengukir Karya Seni yang Megah
Apakah minyak ikan bermanfaat atau berbahaya bagi jantung? Baca Artikel Ini Hingga Akhir Halaman
Benda itulah yang menjadi alat penyadaranku. Tak nyangka, lelaki tampan itu, menggunakan peniti di alat kelaminnya.
Ya Tuhan, terima kasih, Engkau telah sadarkanku. Bagi tekan-rekan yang sekarang masih bertahan dengan profesinya itu, berhentilah segera. Sebelum Tuhan menyadarkan kalian dengan cara yang menyakitkan.
( Sebagaimana yang dituturkannya kepada jurnalis Hariansumedang.com)